MUSEUM TSUNAMI ACEH : museum yang justru tidak boleh menggambarkan bencana

26 Desember 2004, seluruh dunia terhenyak akan suatu kejadian maha dasyat yang mengguncang lapisan bumi. Gempa besar dan gelombang Tsunami meluluhlantahkan hampir semua kota di pesisir Samudra Hindia. Ini merupakan bencana alam terbesar sepanjang sejarah manusia.


Museum Tsunami Aceh merupakan sebuah simbol dimana manusia merupakan bagian dari pergerakan siklus kehidupan. Di sini bukanlah bencana yang digambarkan, melainkan nilai humanis akibat dari bencana itu. Sebisa mungkin kenangan buruk tentang bencana yang traumatis tidak dihadirkan di museum ini. Museum ini mengharapkan pada seluruh umat manusia akan pentingnya kebersamaan sesama manusia, dan puji syukur kepada Tuhan.

Dalam museum ini sama sekali tidak ada symbol atau tanda mengenai terjangan bencana tsunami, yang ada hanyalah sebuah tempat renungan raksasa dimana kita sebagai manusia akan merasakan sebuah ruang skala’Tuhan’ yang akan mempermainkan batin dan jiwa pengunjung yang dirasakan dari korban tsunami.

Museum ini dapat disebut juga sebagai ‘pencari’ database garis keturunan yang terputus beberapa generasi akibat bencana dasyat. Dilengkapi dengan ruang database yang mampu menampung data keturunan dari korban bencana selama ratusan, bahkan ribuan tahun. Dengan kata lain, museum ini merupakan museum humaniora yang misinya melebihi dari dasyatnya bencana. Ini merupakan museum yang humanis.

Museum Tsunami Aceh tidak hanya sebagai tempat kosong yang hanya memajang memorabilia tentang bencana besar, melainkan diharapkan dapat menjadi tempat evakuasi raksasa yang dapat menyelamatkan jiwa sebanyak-banyaknya jika bencana kembali dating. Fasilitas di museum ini dilengkapi dengan tangki air yang mampu menyediakan air bersih kurang lebih seminggu pasca bencana. Disekitar lansekap juga dibangun karya instalasi pompa air yang dapat digunakan masyarakat untuk mengambil air bersih. Hall utama museum dapat dijadikan tempat pengungsian pasca bencana.

Diharapkan museum ini dapat menjadi oase bila bencana kembali datang.

Museum Tsunami Aceh, merupakan desain proposal sayembara yang diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia untuk Provinsi Nangroe Aceh Darusalam.

(tulisan: Galih M N. tim perancang : Sarah Ginting. Ruky R, Marcel, Indra, Taufik, Galih M N. foto: Smagarchitects.)



Read More

Kamis, 26 Juni 2008

KILIMANJARO # FUJIYAMA



Kilimanjaro adalah gunung tertinggi di Afrika, berlokasi di timur laut Tanzania, dekat dengan perbatasan Kenya. Gunung ini memiliki tinggi 5.895 m diatas permukaan laut.

Fujiyama adalah gunung tertinggi di Jepang, berlokasi di utara Pulau Honshu, dekat dengan kota Tokyo. Gunung ini memiliki tinggi 3.776 m diatas permukaan laut.

Kedua gunung ini sepintas memiliki bentuk dan morfologi yang hampir sama, pada puncaknya tertutupi salju abadi, dan keduanya merupakan gunung berapi aktif. Tetapi yang dibicarakan disini bukanlah tentang geografi dari kedua gunung ini, melainkan dari lingkungan sekitar gunung ini.

Bila kita lihat berbagai gambar dan pernyataan masyarakat, kita sepakat bahwa kedua gunung ini memiliki ‘roh’ sebagai monument alam yang mampu memberikan imej terhadap lingkungannya. Tetapi disinilah yang membedakannya yaitu ‘lingkungan’.

Lingkungan yang mengitari gunung Kilimanjaro adalah Taman Nasional Games Reserve yang dihuni oleh berbagai hewan dan biota asli setempat. Ini merupakan “rumah” bagi “mereka” sebagai makhluk yang hampir kehilangan habitatnya. Padang rumput dengan pemandangan latar belakang dari Kilimanjaro sangat indah dan menambah ‘keanggunan’ gunung Kilimanjaro sebagai monument alam yang ‘maha’ besar dan agung.

Sedangkan lingkungan kota Tokyo telah menghalangi ‘keagungan’ gunung Fujiyama sebagai gunung yang ‘sakral’ bagi masyarakat dan budaya setempat. Tokyo yang dihuni oleh kurang lebih 35 juta penduduk merupakan kota terpadat di Jepang. Pembangunan infrastruktur urban telah menjadikan kota ini sebagai kota metropolis dengan segala dinamikanya. Ibarat sebagai kota ‘boneka’ seolah-olah Tokyo telah melupakan monument alam yang ada di belakanynya, yang telah tercuri perhatiannya oleh tingginya menara Shinjuku yang menjulang.

Dari dua contoh diatas kita dapat melihat bagaimana dua objek yang berbeda dapat memberikan imej tersendiri pada sebuah kawasan yang mempunyai kearifan dan local genius yang berbeda. Walaupun sebenarnya ada sedikit kesamaan yang mencolok dengan situasi yang berbeda.

(tulisan: galih. foto: Microsoft Encharta) 

Read more

Senin, 23 Juni 2008

kotabumi:poster

Read more

kotabumi:permulaan


kotabumi merupakan sebuah cara untuk melihat peradaban dari sisi yang lebih manusiawi.  
kotabumi  adalah sebuah dokumentasi tentang titik perjalanan dari tingginya intelektual manusia terhadap apa yang kita sebut ' kearifan'.
kotabumi ingin membawa manusia untuk bersama-sama mencoba melihat semuanya secara humanis.  
 _gylexion_
Read more
 

kota-bumi Design by Insight © 2009